Firman Allah :
(38:30) Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta’at (kepada Tuhannya),
(38:31) (ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore,
(38:32) maka ia berkata: “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan”.
(38:33) “Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku. Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu”.
Empat ayat diatas adalah dari Surot Shood, menceritakan suatu kisah ibrah berkenaaan kesenangan / kecintaan duniawi yang bisa melalaikan ketaatan terhadap perintah Allah.
Ayat pertama, (38:30) informasi kepada kita bahwa Allah memberikan karunia kepada Nabi Daud as, seorang anak yang merupakan sebaik-baik hamba Allah dan amat taat kepada Allah, yaitu Nabi Sulaiman as.
Ayat kedua, (38:31) menceritakan bahwa Nabi Sulaiman punya hoby memelihara kuda. Dan kuda-kudanya sangat terlatih. Namun karena hobynya ini membuat lalai dalam mengingat Allah, sehingga ia berkata :
Ayat ketiga, (38:32) “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan”. Karena kesenangannya dalam memelihara kuda dan melatihnya membuat ia lalai lalu ia mengambil keputusan :
Ayat ke empat, (38:33) “Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku”. Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu.
Apa yang dilakukan Nabi Sulaiman as, merupakan sebuah kisah yang patut kita ambil ibrahnya, betapa pentingnya untuk ingat terhadap perintah Allah dan jangan sampai kita lalai terhadap mengingat Allah karena kesibukan duniawi sesaat.
Lalu mari kita renungkan surot at-Tawbah ayat 24 dibawah ini :
(9:24) Katakanlah: “jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”.
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Semoga Allah melindungi kita dalam pemeliharaan dan pendidikan-Nya agar lebih mencintai Allah, Rasul dan Jihad. Jangan sampai kecintaan ataupun kesenangan kita terhadap bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga kita, harta kekayaan yang kita usahakan, perniagaan yang kita khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kita sukai membuat kita lalai dalam mengingat Allah.
Karena jika kita tidak segera toubat dari kelalaian terhadap Allah, Rasul dan Jihad maka akan termasuk orang-orang yang fasik. Na’udzubillah min zalik.
0 komentar:
Posting Komentar