Agama islam tegak di atas penerimaan seorang hamba secara mutlak terhadap wahyu. Namun banyak dari orang-orang yang memiliki sedikit pengetahuan terhadap wahyu, bergantung kepada syubhat-syubhat, khayalan-khayalan dan berbagai persangkaan adanya maslahat (kebaikan). Mereka menyangka hal itu adalah jalan untuk mengetahui dan menghantarkan kepada kebenaran. Oleh karena itu, engkau akan dapati orang yang keadaannya seperti ini, jika ada seseorang datang kepadanya memberitahukan tentang kebenaran yang telah tetap dengan nash (dalil), maka hatinya akan lebih bergantung kepada syubhat-syubhat dan kesesatan-kesesatan yang telah mendahuluinya, sehingga dia tidak beriman terhadap kebenaran dan enggan ittiba’. Dan dia mulai membuat samar kebenaran tersebut kepada manusia, dengan kebatilan yang ada di dalam hati dan pikirannya, sehingga diapun sesat dan menyesatkan.
Karena perkara yang sangat berbahaya ini, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memperingatkan umatnya dari jenis manusia seperti ini. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu’anha, beliau bersabda,
????? ?????????? ????????? ???????????? ??? ????????? ?????? ??????????? ????????? ?????? ??????? ??????????????“Jika kalian melihat orang-orang yang mengikuti (ayat-ayat) yang samar dari Al-Qur’an, mereka itulah yang Allah sebutkan (di dalam surat Ali ‘Imran ayat 7-pen), maka waspadailah mereka”1.
Dan beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
????????? ??? ????? ???????? ??????? ???????????????? ??? ???? ?????????? ???????? ????? ?????????? ???????????? ????????????“Di akhir umatku nanti akan ada orang-orang yang menceritakan kepada kalian sesuatu yang belum pernah kalian dengar dan juga bapak-bapak kalian, maka jauhilah mereka”2.
Dan telah banyak tersebar (mutawatir) perkataan imam-imam salaf di dalam memperingatkan manusia dari syubhat dan pengikutnya. Di antaranya adalah perkataan Umar, “Sungguh akan datang orang-orang yang membantah kalian dengan ayat-ayat syubhat (mutasyabihat, samar –pen) dari Al-Qur’an. Maka kalahkanlah mereka dengan sunnah-sunnah, karena para pengikut sunnah lebih paham terhadap Kitabullah”3.
Dan perkataan Abu Qilabah, “Janganlah kalian duduk dan berbincang-bincang dengan para pengikut hawa nafsu. Sesungguhnya aku takut mereka akan menjerumuskan kalian ke dalam kesesatan mereka, atau membuat kerancuan terhadap apa yang telah kalian ketahui”4.
Dalam rangka memberikan peringatan, Ibnu Sirin berkata, “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka perhatikanlah dari mana kalian mengambil agama kalian”5.
1 Al-Bukhari dengan Al-Fath (8/57) no. 4547.4 Siyar A’laamin Nubalaa (4/472).5 Muslim (1/14).—Penulis: Ust. Kholid Syamhudi, Lc.Artikel Muslim.Or.Id
==========
Silakan like FB fanspage Muslim.Or.Id dan follow twitter @muslimindo
==========
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di muslim.or.id dengan menyertakan muslim.or.id sebagai sumber artikelView the original article here
0 komentar:
Posting Komentar