JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyatakan telah mengantisipasi dampak dari rencana pengurangan stimulus fiskal dari Bank Sentral Amerika Serikat. Untuk itu, pemerintah berjanji mengimplementasi semua kebijakan yang telah dirilis dalam paket kebijakan ekonomi.
"Yang paling penting dari semua adalah bahwa kalau soal ini adalah bagaimana memberikan arahan atas ekspektasi pasar. Kemarin saya sudah bicara bahwa pasar jangan panik. Masalahnya pasar kan tidak hanya bisa dihimbau jangan panik saja. Mereka harus melihat harus ada sesuatu yang bikin mereka tidak panik," kata Chatib saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Dia menjelaskan, pemerintah juga akan fokus menurunkan defisit neraca transaksi berjalan yang selama 7 kuartal terakhir terus defisit.
Di sisi lain, pemerintah juga melihat bahwa ekspektasi inflasi juga sudah mulai menurun. Hal ini mulai terlihat dari imbal hasil obligasi pemerintah yang sudah menurun dari 8,7 persen menjadi 8 persen.
Dari sisi moneter, nilai tukar rupiah di pasar Non Delivery Forward (NDF) Singapura juga sudah mulai menguat. Hal ini menjadi tanda bahwa asing juga sudah mulai masuk kembali dan dollar AS juga sudah mulai banyak dijual oleh investor.
"Artinya, pasar sudah price in, jadi kelihatannya dari sini ekspektasinya mudah-mudahan pasar tidak terlalu bergerak liar. Ini yang terus kita lakukan dengan terus mengawal kebijakan. Dugaan saya, kalau benar, respon pasar kemarin dan hari ini adalah investor sudah memasang posisi. Jadi kita tetap waspada," katanya.
Editor : Bambang Priyo JatmikoView the original article here
0 komentar:
Posting Komentar